"Berusahalah
untuk duniamu seolah kamu akan hidup selamanya, dan beramallah untuk (kepentingan)
akhiratmu seolah kamu akan mati besok.
Saya sering mendengar hadits ini
dari penceramah dan dari kawan-kawan di dunia maya. Sampai saat ini saya belum
tahu derajat hadits ini apakah kuat ataupun lemah. Dalam kitab
Ittihaful Khirah disebutkan hadits ini diriwayatkan oleh al-Harits. Terlepas dari
kuat atau tidaknya hadits ini, disini kami ingin mengajak pembaca untuk
menelaah isi kandungan dari hadits ini semoga Allah melimpahkan pemahaman yang
benar kepada kita semua.
Ada yang memberi penjelasan bahwa
hadits ini mendorong ummat Islam untuk gigih mengejar dunia sekaligus gigih
beramal untuk akhirat. Maka secara singkat maksud hadits ini ialah “beramal
lah sekuat tenaga seolah engkau mati esok sehingga tidak sempat beramal lagi.
Dan bekerjalah engkau sekuat tenaga seolah engkau akan hidup selamanya,
sehingga hasil kerjamu cukup untuk hidup selamanya.”
Namun penafsiran seperti ini
bertentangan dengan ayat-ayat al-Quran yang memerintahkan ummat islam untuk
tidak mementingkan duniawi. Seperti dalam surat al-An’am 32. Saya juga
setuju dengan penuturan seorang blogger yang mengatakan bahwa pemaknaan hadits
seperti diatas tidak logis, karena bagaimana mungkin seseorang yang merasa hampir mati dan sibuk
untuk beribadah demi akhirat bisa bekerja keras dan bisa maksimal dalam mencari
dunia. Ulama juga mengatakan bahwa yang dimaksud “al-Hayatut Dunya” (kehidupan
dunia) adalah apa saja yang dapat menyibukkan hamba dari amalan akhirat. (at-Ta’rifat,
pada bab “Ha”). Bedasarkan pernyataan ini tentu saja sangat tidak mungkin
apabila seseorang diperintahkan mengejar dunia sekaligus gigih beramal untuk
akhirat, karena mengejar dunia berarti melalaikan diri dari akhirat.
Dalam menafsirkan hadits yang ke 1201,
Imam al-Manawi dalam kitabnya Faizhul Qadir mengatakan “seseorang apabila
mengetahui dirinya hidup selamanya niscaya sedikitlah lobanya, dan ia tahu
bahwa apa yang ia inginkan tidak akan luput apabila ia tidak loba dan tidak
bersegera menggapainya. Jika saya luput hari ini, maka bisa saya dapatkan
besok, karena saya hidup selamanya”
Maka
pemaknaan yang tepat untuk hadits diatas ialah: “beribadahlah sekuat tenaga
seolah engkau mati esok, dan bekerjalah untuk dunia seolah engkau akan hidup
selamanya, sehingga jika hari ini belum maksimal hasil yang engkau dapat, jangan
terlalu bersedih, masih ada hari esok untuk mengupayakannya.(pekerjaan dunia bisa ditunda,
pekerjaan akhirat tidak bisa ditunda)
Wallahu A’lam.
Related Posts :