Menyewa orang untuk membaca
al-Qur'an di kuburan selama tujuh hari telah menjadi tradisi di Aceh. Keluarga
mayit biasanya menyewa santri dayah atau orang setempat yang pandai membaca
al-Qur’an dengan harga yang lumyan mahal, karena membaca al-Qur’an di kuburan
selama tujuh hari tujuh malam bukanlah tugas yang mudah.
Berikut
ini kami nukil pernyataan Imam an-Nawawi dalam kitab Raudhatu
ath-Thalibin mengenai hukum menyewa pembaca al-Qur’an tersebut, supaya kita
tahu dan mengerti sumber amalan masyarakat yang telah menjadi tradisi ini. Mari
kita simak dengan baik!
فرع عن القاضي حسين في الفتاوى أن الاستئجار
لقراءة القرآن على رأس القبر مدة جائز
واعلم أن عود المنفعة إلى المستأجر شرط فيجب
عودها في هذه الاجارة إلى المستأجر أو ميته فالمستأجر لا ينتفع بقراءة غيره ومعلوم
أن الميت لا يلحقه ثواب القراءة المجردة
فالوجه تنزيل الاستئجار على صورة
انتفاع الميت بالقراءة وذكروا له طريقين أحدهما أن يعقب القراءة بالدعاء للميت لأن
الدعاء يلحقه والدعاء بعد القراءة أقرب إجابة وأكثر بركة والثاني ذكر الشيخ عبد
الكريم السالوسي أنه إن نوى القارىء بقراءته أن يكون ثوابها للميت لم يلحقه وإن
قرأ ثم جعل ما حصل من الأجر له فهذا دعاء بحصول ذلك الأجر للميت فينفع الميت
قلت ظاهر كلام القاضي حسين
صحة الاجارة مطلقا وهو المختار فإن موضع القراءة موضع بركة وبه تنزل الرحمة وهذا
مقصود ينفع الميت والله أعلم
Artinya:
Dari al-Qadhi Husain dalam al-Fatawi sesungguhnya menyewa orang untuk
membaca al-Quran pada bagian kepala kubur dalam jangka waktu tertentu adalah
boleh.
Ketahuilah
bahwa kembali manfaat kepada penyewa adalah syarat (dalam akad sewa), maka
wajiblah kembali pahala pada sewa ini (membaca al-Qur’an) kepada penyewa atau
mait. Namun, (dalam masalah ini) penyewa tidak bisa mengambil manfaat dari
bacaan Qur’an orang lain. Dan sebagaimana telah kita maklumi bahwa tidak sampai
pahala baca al-Qur’an kepada mayit begitu saja.
Maka caranya
adalah menjadikan sewa sebagai bentuk memberi manfaat kepada mayit dengan
bacaan al-Qur’an. Dalam hal ini para Ulama menyebut dua cara:
Pertama: bahwa diiringi bacaan al-Quran
dengan do’a bagi mayit, karena do’a bisa sampai kepada mayit. Do’a setelah membaca
al-Quran cepat terkabul, dan banyak berkah.
Kedua: Dijelaskan oleh syaikh Abdul Karim
as-Salusi bahwa jika pembaca al-Quran meniatkan supaya pahala diberikan kepada
mayit, maka pahala tersebut tidak sampai, namun, jika dibaca dulu al-Quran,
kemudian diberikan kepada mayit pahala yang telah hasil baginya, maka itu
adalah do’a supaya hasil demikian pahala (yang telah hasil bagi pembaca
al-Quran) bagi mayit, maka dapat bermanfaat baginya.
Qultu (saya berpendapat) tersurat dari
kalam al-Qadhi husain sah sewa secara muthlak, itulah pendapat yang
terpilih, karena tempat yang dibacakan al-Quran adalah tempat berkah dan turun
rahmat. Ini adalah tujuan yang dapat bermanfaat bagi mayit. (5/191 al-Maktabah
asy-Syamilah)
Itulah nash
kitab Raudhah mengenai Hukum Menyewa Oarang untuk membaca al-Quran di
kuburan. Semoga bermanfaat.
Wallahu A'lam
Related Posts :