Kita sering melihat orang cacat mental di jalanan atau di pasar, tetapi sangat berbeda dengan pria berumur 30an yang bernama
Munir ini. Ia menghabiskan hari-harinya di Mesjid. Mungkin hanya di Rumah Allah
ia mendapatkan ketenangan.
Benyak hal dilakukan Munir di Mesjid, antara lain: duduk
sambil merenung setelah shalat, berdiri sambil memandangi gambar ka’bah yang
terlukis di dinding mesjid, dan terkadang ia menancapkan lidi di depan mesjid
untuk melihat panjang bayangan sebagai penentu masuknya waktu shalat.
Menurut keterangan beberapa warga Gampong Baro Langsa Lama, Aceh,
sejak jiwanya terganggu ia selalu menghabiskan waktu di mesjid Baitul Izzah.
Namun, Ia tidak pernah mengganggu orang lain, bahkan jarang sekali mengajak
orang lain bicara.
Selain shalat dan merenung, Munir juga mengikuti pengajian
rutin setiap malam minggu bersama ustad Tasman di mesjid Baitul Izzah. Sebelum pengajian
di mulai, ia sering duduk dekat ustad dan bertanya beberapa hal. Namun, Munir
acapkali tidak menuggu sampai pengajian selesai.
Pelajaran yang dapat kita ambil dari Munir ialah bahwa di
mesjid ada ketenangan jiwa, dan sudah seharusnya kaum musilimin memakmurkan
rumah Allah itu. Wallahu A’lam
Related Posts :