Imam Taqiyuddin As-Subki, atau yang lebih dikenal dengan Imam As-Subki adalah
ulama yang menjadi rujukan umat Islam pada jamannya. Karena ketinggian
ilmu dan mulia ahlaknya, beliau mendapat gelar Syaikh al-Islam.
Nama
lengkap beliau adalah Ali bin Abdul Kafi, Abulhasan Taqiyuddin as-Subki,
lahir di desa Subki Mesir pada tahun 683 H. Beliau adalah seorang Ulama
besar Syafi’iyah di Mesir ketika itu yang mahir dalam ilmu tafsir, ilmu ushuluddin, fiqih, nahwu, sharaf, ahli bahasa,
mempunyai kesanggupan untuk berdebat dan munazarah menegakkan kebenaran
Ilahi.
Sewaktu kecil orangtuanya memboyong ke Mesir, untuk berguru kepada
beberapa ulama, seperti Hafidz Dimyathi dan Syaikh al-Islam Ibnu Daqiq
al-Ied. Sejak menimba ilmu, As-Subki dikenal anak yang cerdas dan
disiplin. Sehingga dalam waktu singkat beliau menguasai banyak ilmu.
Setelah mendapat banyak ilmu dari para ulama di Kairo, beliau kemudian
pindah ke Syam (Syria). Karena ketinggian ilmu dan kealimannya, beliau
dilantik sebagai Qadhi di negeri ini. Bahkan beliau mendapat gelar Qadhi
al-Qudhaa' (hakim dari semua hakim) di negara tersebut.
Karangan beliau ada 20 buah kitab besar, di antaranya:
- Takmilah Syarah al-Muhazzab, yaitu untuk mencukupkan yang kurang dalam
Syarah al-Muhazzab karangan Imam Nawawi.
- Syarah Kitabu al-Minhaj karangan Imam Nawawi.
- Tafsir Ad Durun Nazhim fi tafsiril Quranil ‘Azhim.
- Kitab penolak faham Ibnu Taimiyah dalam soal Thalaq dan Ziarah.
- At Tahbiril Muhazzab fi Tahrifil Madzhab, syarah kitab Minhaj.
- Al Ibtihaj fi Syahril Minhaj.
- Raful Hajib 'an Mukhtasar Ibnul Hajib.
- Nurul Mashabih fi Shalatit Tarawih.
Syaikh Taqiyuddin As-Subki wafat pada tahun 756 H di Kairo, Mesir.
Penguburan jenazahnya diiringi ribuan umat Islam. Ada yang mengatakan
bahwa tidak ada yang bisa menandingi jumlah petakziyah Imam Ahmad bin
Hanbal, kecuali jumlah petakziyah as-Subki.
Adapun pendapatnya tentang ahli bid’ah diantaranya tertuang dalam kitab
Al-Yawaqit wa Al-Jawahir, karya Asy-Sya’rani yang menyebutkan bahwa
Asy-Syaikh Syahabuddin Al-Adzra’i, penulis buku Al-Qut, bertanya kepada
Syaikh Al-Islam Taqiyuddin As-Subki, sebagai berikut: “Bagaimanakah
pandangan Syaikh Al-Islam tentang perbuatan melontarkan tuduhan sebagai
‘kafir’ terhadap para ahli bid’ah (dalam hal akidah)?”. Imam As-Subki menjawab:
“Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa keberanian mengkafirkan orang-orang
yang beriman adalah sesuatu yang amat serius. Setiap orang yang
menyimpan keimanan dalam kalbunya, akan merasa sangat takut melontarkan
ucapan pengkafiran terhadap para ahli bid’ah itu, sementara telah
mengikrarkan kalimat La ilaha illa Allah Muhammad Rasul Allah. Sungguh,
pengkafiran adalah perkara yang amat serius dan sangat berbahaya…..Maka
demi menjaga adab dan sikap lurus, setiap prang Mukmin hendaknya
menjauhkan diri dari perbuatan mengkafirkan siapa pun dari para ahli
bid’ah itu, kecuali apabila mereka secara terang-terangan berlawanan
dengan nash-nash yang jelas dan pasti dan yang tidak mengandung
kemungkinan untuk ditakwilkan.”
Allahumma Ij'al Jannata Matswahu..!
Related Posts :