By: Afirah Way
Embun pagi menemani perjalanan pertama
ku….
Semangat yang membara tak terpatahkan
oleh apapun
Kudapati sebuah hadiah berharga darinya
Sebuah pelita yang akan menerangi hidupku
Kebahagian semakin membuncah…
Awam kelam,
Tiba-tiba menutupi kecerahan matahari ku
Yang ku nanti tak kunjung tiba
Hari demi hari telah berlalu
‘’Pelita ku’’ belum jua tiba
Mata ku lembab
Air sejuk terus membasahi pipi ku
Ku terus menanti dengan penuh harapan,
Kegalauan, tanda tanya dan beribu amukan
lainnya…
Langkah ku tak menentu….
Kesedihan menderu jiwa raga ini…
Tiba-tiba.....
Sayup-sayup angin menerpaku
Dia mengabari bahwa
‘’Pelita ku’’ akan menemui ku
Memberi pengajaran yang bermanfaat
Tapi kebahagian itu telah sirna
Pupus ditelan bumi
Ku tumpahkan segala isi hati ku kepada
“sang pelita”
Alangkah tersakiti “Pelita ku’’ dengan
bahasa-bahasa jiwa ku
Ku menghakimi tanpa kesadaran
Ya Rabbi…
Ku beristiqhfar pada-Mu
‘’Pelita ku’’adalah tempat ku mendapat
kan Ridha-Mu
Tapi ku telah mencampakannya dan menyia-nyiakannya
Ku Menyesali segalanya
Ku mohon ampaunan Mu.
Related Posts :