Pertanyaan:
Apa hukumnya bermain dan menonton
bola?
Jawaban:
مائين بولا ايت كالو دڠن تيدق منڠڬلكن سمبهيڠ دان
تيدق تربوكا عورة دان بوكن اونتؤ منچاري واڠ دان بوكن اونتؤ برتنديڠ يڠ ممباوا
كروساكن دان تيدق فولا مروسأكن مرؤاه مك كالو سفرتي يڠ ترسبوة ايت حكومڽ اداله
هاروس تتافي كلو ادا ساله ساتو يڠ تله ترسبوة داتس ايت مك حكومڽ حرام نصڽ دالم
كتاب شرقاوي الجزء الثاني نمرة٤٢٤ [قوله
وبندق] يرمي به إلى حفرة ونحوها والمراد ما يؤكل ويلعب به في
العيد أما بندق الرصاص والطين فتصح المسابقة عليه ولو بعوض خلافا للمصنف كما سيأتي
لأن له نكاية في الحرب أشد من السهام [قوله وعوم] اي السباحة في الماء وهو المسمى عند
العامة بالمخابطة والشطرنجي بفتح وكسر أوله المعجم والمهمل والمنقلة والسيجة
والخاتم ووقوف على رجل ومعرفة ما بيده من شفع ووتر ومسابقة بسفن وأقدام فكل ذلك
جائز بلا عوض لانه يحتاج الى حساب في بعضه ففيه فروسية وأما مصارعته صلى
الله عليه وسلم ركانة على شياه فأجبوا عنها بأن الغرض أن يريه شدته ليسلم بدليل
أنه لما أسلم رد عليه غنمه وقيل ردها عليه قبل اسلامه
وهو ما ذكره في الخصائص بخلاف الطاب فحرام مطلقا اه
كلو ادا
دالم فرمائنن بولا ايت يڠ منكر سفرتي ممبوكا عورة اتو عورة فرمفوان سبڬيمان يڠ تله
منجادي بياس فدا فرمفوان٢ سكارڠ برباجو "ب ب" دان برچمفور فولا دڠن لاكي٢
مك مننتون ايت اداله حرام حكومڽ دامبيل الاسن فدا حديث يڠ دروايتكن اوليه الشيخان إياكم والجلوس في الطرقات قالوا يا رسول الله ما لنا بد من مجالسنا نتحدث
فيها قال رسول الله صلى الله عليه وسلم فإذا أبيتم إلا المجلس فأعطوا الطريق حقه
قالوا وما حقه قال غض البصر وكف الأذى ورد السلام والأمر بالمعروف والنهي عن
المنكر. جادي دڠن كتراڠن حديث شيخين اين حرامله مننتون بولا مطلقا سباكي يڠ تله
بياس ترجادي دكوتا٢ دان دمان٢ تمفت لاينڽ مك كتهوئيله بهوا تمفت مائين بولا ايت
اداله تمفت شيطان برتلور
Maksudnya:
Main bola yang tidak menyebabkan tinggal sembahyang, tidak terbuka aurat, bukan
bertujuan mencari uang, dan bukan pertandingan yang berakibat buruk, serta
tidak meruntuhkan marwah, hukumnya boleh. Namun apabila terdapat salah satu dari
hal-hal tersebut, hukumnya haram. Keterangan ini terdapat dalam kitab
asy-Syarqawi, Juz. II, Hal. 424: “(Kata
pengarang: “dan Pelor”) yaitu yang dilempar ke lobang atau semacamnya. Maksudnya
ialah sesuatu yang dimakan dan dimainkan
pada hari raya. Adapun pelor timah dan tanah, maka boleh memperlombakannya
walaupun dengan “iwadh”, pendapat ini berbeda dengan pendapat pengarang
sebagaimana dijelaskan di depan. Alasan dibolehkan adalah karena pelor
tersebut dapat diandalkan dalam berperang melebihi kekuatan panah. (Tentang
Kata pengarang “Dan Awm”) artinya berenang dalam air, istilah umumnya adalah “al-Mukhabathah”. Dan Syathranji (catur), al-manqalah wa as-sijah (permainan congkak), khatim (menggulirkan
cincin
dengan jari), dan berdiri dengan satu kaki, menebak benda di tangan
apakah genap atau ganjil, dayung sampan dan lomba lari, maka semua itu
dibolehkan tanpa imbalan, karena sebahagian dari permainan-permainan itu
memerlukan perhitungan, maka diperlukan (untuk
melatih) keahlian. Adapun mengenai Rasulullah Saw. bergulat dengan Rukanah atas
imbalan beberapa kambing, maka hal itu bertujuan
menampakkan kekuatan Rasulullah Saw. kepada rukanah supaya ia masuk islam,
buktinya Rasulullah Saw. mengembalikan kambing-kambing tersebut kepada rukanah
setelah ia masuk Islam. Ada yang berpendapat dikembalikan sebelum masuk islam.
Hal itu dijelaskan dalam al-Khasha’ish. Permainan-permainan tersebut berbeda
dengan ath-Thab(lempar tongkat kecil berwarna) yang
diharamkan secara mutlak.”
Jika dalam
permainan bola tersebut terjadi kemungkaran-kemungkaran, seperti menampakkan
aurat laki-laki atau perempuan sebagaimana yang lumrah terjadi sekarang
perempuan mengenakan pakaian BB, dan berbaur dengan laki-laki, maka
menontonnya adalah haram. Hal itu dapat dipahami dari hadits yang diriwayatkan
oleh Syaikhani: “Hindarilah duduk di jalanan,” mereka berkata: “Ya
Rasulullah, kami tidak bisa menghindari tempat-tempat duduk untuk berbincang,”
Berkata Rasulullah Saw.: “Jika kalian enggan untuk duduk, kecuali di
tempat-tempat tersebut, maka berikanlah hak jalan.” Mereka berkata: “Dan apa
saja hak jalan?.” Berkata Rasulullah Saw.: “menutup mata, menahan dari
menyakiti, menjawab salam, memerintah yang ma’ruf, menegah yang mungkar.” Dengan
keterangan hadits ini dapat disimpulkan bahwa haram menonton bola secara mutlak
sebagaimana yang biasa terjadi di kota-kota, dan di berbagai tempat lainnya.
Maka ketahuilah bahwa tempat diselenggarakan bola tersebut adalah tempat setan
bertelur.
Related Posts :