Sebelum
membahas tentang hukum penyematan gelar “Sayyidina” kepada rasulullah, marilah
kita pelajari apa makna dari kata “Sayyid” itu sendiri. Menurut al-Harawi:
الذي يفوق قومه في الخير
Artinya: Sayyid ialah orang
yang paling unggul diantara kaumnya dalam urusan kebaikan.
Ada juga yang mengatakan bahwa sayyid ialah:
الذي يفزع إليه في النوائب والشدائد
Artinya: Orang yang menjadi
tempat meminta pertolongan dalam kesukaran.[1]
> HUKUM MEMBACA “SAYYIDINA”
MENURUT ULAMA.
Pera Ulama telah sepakat tentang disunnatkan
membaca lafazh “Sayyidina” dalam Shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.. Berikut
komentar Ulama-ulama Besar terhadap keabsahannya:
1. Imam ar-Ramli:
والأفضل
الإتيان بلفظ السيادة كما قاله ابن ظهيرة وصرح به جمع
وبه أفتى الشارح لأن فيه الإتيان بما أمرنا به وزيادة الإخبار بالواقع الذي هو أدب
فهو أفضل من تركه وإن تردد في أفضليته الإسنوي
Artinya: Yang lebih
utama membaca lafazh “Sayyidina” (saat membaca shalawat dalam Shalat), karena
dengan menambahkannya berarti kita sudah membaca yang diperintahkan (shalawat)
dan telah menyebutkan kenyataan (ketinggian derajat nabi Muhammad Saw. dan Nabi
Ibrahim As.) yang merupakan adab, maka membacanya lebih baik daripada
meninggalkannya meskipun al-Asnawi ragu tentang keutamaan ini.[2]
2. Al-Bujairimi
والأفضل
الإتيان بلفظ السيادة كما صرح به جمع لأن فيه الإتيان بما أمرنا به وزيادة الإخبار
بالواقع فهو أفضل من تركه وأما حديث { لا تسيدوني في الصلاة } فباطل
Artinya: Yang lebih
utama membaca lafazh “Sayyidina” (saat membaca shalawat dalam Shalat), karena
dengan menambahkannya berarti kita sudah membaca yang diperintahkan (shalawat)
dan telah menyebutkan kenyataan (ketinggian derajat nabi Muhammad Saw. dan Nabi
Ibrahim As.). maka membacanya lebih baik daripada meninggalkannya. Adapun
Hadits “Jangan engkau sematkan Sayyidina Kepadaku dalam sembahyang” ialah
hadits Palsu.[3]
3. Sayyid Bakri
الأولى ذكر السيادة لأن الأفضل سلوك الأدب
Artinya: yang lebih baik menyebut
“Sayyidina”, karena beradab dengan nabi itu sangat utama.[4]
> DALIL ATAS FATWA INI
Pertama:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أنا سيد ولد آدم يوم
القيامة وأول من ينشق عنه القبر وأول شافع وأول مشفع
Artinya: Aku adalah “Sayyid” manusia di hari kiamat, orang yang
pertama terbuka kuburnya, orang yang memberi syafaat pertama sekali, dan orang
pertama yang syafaatnya diterima (HR. Muslim)
Kedua:
حدثنا الحسين بن بيان حدثنا زياد بن عبد الله حدثنا
المسعودي عن عون بن عبد الله عن أبي فاختة عن الأسود بن يزيد عن عبد الله بن مسعود
قال إذا صليتم على رسول الله صلى الله عليه وسلم فأحسنوا الصلاة عليه فإنكم لا
تدرون لعل ذلك يعرض عليه قال فقالوا له فعلمنا قال قولوا اللهم اجعل صلاتك ورحمتك
وبركاتك على سيد المرسلين وإمام المتقين وخاتم النبيين......الخ
Artinya: Dari Abdullah bin Mas’ud beliau berkata “apabila engkau
bershalawat keatas Rasulullah Saw., Maka bershalawatlah dengan baik, karena
engkau tidak tahu mungkin shalawat itu sampai kepada Rasulullah Saw.. Mereka
berkata “maka ajarkanlah kami”, beliau berkata, “Ucapkanlah Ya Allah...!
sampaikanlah Shalawat dan rahmatmu dan barakahmu kepada Sayyidil Mursalin
(pemimpin rasul-rasul) dan Imam orang-orang yang bertakwa, dan Penutup seluruh
Ambiya. (Ibnu Majah)
Bahkan seorang budak boleh memanggil sayyid
kepada pemiliknya, lalu apa salahnya kita ummat nabi memanggil Sayyid kepada Rasulullah
Saw.. An-Nawawi berkata:
وقد قال النبي صلى الله عليه و سلم إن ابني هذا سيد وقوموا إلى سيدكم يعني سعد
بن معاذ وفي الحديث الآخر اسمعوا ما يقول سيدكم يعني سعد بن عبادة فليس في قول
العبد سيدي اشكال
Artinya: Sesungguhnya Nabi Saw. telah bersabda “Sesungguhnya cucuku ini
seorang Sayyid. Rasul juga pernah berkata “Berdirilah kepada Sayyid mu”, yaitu
Sa’ad bin Mua’z. Dalam Hadits lain nabi juga berkata, “dengarlah apa yang
dikatakan Sayyidmu”, yaitu sa’ad bin Ubadah. Maka seorang budak memanggil
pemiliknya dengan sebutan “Sayyid” tidak ada masalah.[5]
Dengan Demikian, penyematan gelar “Sayyid” atau “Sayyidina” dianjurkan oleh
para Ulama dan hadits-hadits juga menyiratkan demikian. Wallahu A’lam.
Semoga
Bermanfaat.
[1] Syaikh Mahyiddin an-Nawawi,
Syarah an-Nawawi ala Muslim, 15/37 al-Maktabah asy-Syamilah
[2] Imam ar-Ramli, Nihayatu
al-Muhtaj, IV/330, al-Maktabah al-Syamilah.
[3] Syaikh Sulaiman bin Muhammad
al-Bujairimi, Hasyiah Bujairimi ‘ala al-Manhaj, II/420 al-Maktabah asy-Syamilah
[4] Sayyid Abi Bakar al-Mishriy,
I/169, al-Maktabah asy-Syamilah
[5] Syaikh Mahyiddin an-Nawawi,
Syarah an-Nawawi ala Muslim, 15/7 al-Maktabah asy-Syamilah
Title : Hukum Penyematan Gelar Sayyidina Kepada Rasulullah
Description : Sebelum membahas tentang hukum penyematan gelar “Sayyidina” kepada rasulullah, marilah kita pelajari apa makna dari kata “Sayyid...