Langsung aja....
1. Pembunuhan
Nabi Jarjis As.
Pada
jaman dulu, ada seorang raja penyembah berhala. Suatu
hari ia meletakkan berhala diatas ranjang serta menghiasinya dengan permata dan
perhiasan lainnya, ia juga memakaikan miski sebagai wangi-wangian. Di dekat
ranjang ia nyalakan api yang membara. Barangsiapa yang bersujud pada berhala
itu, ia lepaskan. Barangsiapa yang membangkang maka ia campakkan dalam api.
Allah
Swt. Mengutus Nabi Jarjis As. Kepada raja itu, untuk mengajaknya kepada jalan
Allah Swt.. Nabi Jarjis As. Berkata: “Mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak
bisa mendengar, melihat, dan selalu membutuhkan kepadamu?”. Raja itu menjawab: “Sesungguhnya
harta, kekuasaan dan nikmat bersamaku tak terhingga semenjak aku menyembah
berhala. Maka dimana hasil ibadahmu kepada tuhanmu?”. Nabi Jarjis menjawab: “Kenikmatan
dunia akan hilang, Allah yang maha tinggi meberiku nikmat Akhirat dalam syurga”.
Terjadilah perdebatan panjang antara keduanya sehingga Raja memerintahkan agar
Nabi Jarjis dibunuh. Berbagai cara dan azab harus diterima oleh Nabi Jarjis
dari raja yang kejam, namun semua itu tidak membinasakannya karena lindungan
Allah Swt.
Singkat
cerita, Isteri raja masuk islam karena melihat Mu’jizat nabi jarjis, ia
mengajak seluruh masyarakat memeluk Islam, namun Raja memerintahkan agar ia dibunuh.
Melihat kejadian itu, Nabi jarjis bermunajah
kepada Allah Swt.: “Ya Allah, Aku telah menahan siksa kafir sejak tujuh puluh
tahu, maka tiada tersisa kekuatan bagiku hari ini, maka rizkikan daku Syahadah
dan turunkah azab yang berat kepada mereka.” Setelah Beliau bermunajah, api pun
turun dari langit. ketika api itu mendekat, mereka lebih dulu membunuh Nabi
Jarjis dengan pedang, dan akhirnya mereka pun mati tiada tersisa karena
dahsyatnya api itu. Kejadian itu terjadi pada hari selasa.
2. Pembunuhan Nabi Yahya As.
Ada seorang raja pada masa bani Israil, ia
punya isteri yang telah melahirkan anak perempuan sebelum kawin dengan raja. Si
Isteri ingin mengawinkan anaknya dengan raja yang telah menjadi suaminya. Ia
membuat acara pesta dan mengundang Nabi Yahya As.. Ia juga memohon restu Nabi
Yahya untuk melangsungkan hajatnya itu, namun Nabi Yahya berkata: “Ini haram
dalam islam.” Kemudian Nabi Yahya berlalu dari hadapan isteri raja. Maka Isteri
raja sangat marah kepada sang Nabi As.. Ia berencana membunuh Nabi Yahya As..
Untuk memuluskan rencananya, ia memberi minuman keras kepada raja, kemudian ia
menghadirkan anaknya ke hadapan raja setelah disolek dan dipakaikan perhiasan
indah. Ia berkata kepada Raja: “Sesungguhnya Yahya tidak setuju aku mengawinkan
anakku denganmu.” Maka raja menghadirkan Nabi Yahya As. Kehadapannya, kemudian
raja bertanya: “Apa pendapatmu mengenai hal ini?.” Nabi Yahya menjawab: “Ini
haram dalam Islam.” Maka raja memerintahkan agar Nabi Yahya As. dibunuh.
Pembunuhan pun terjadi, sehingga membuat para malaikat menangis dan bertanya
kepada Allah Swt.: “Ya Tuhanku, dosa apa yang dikerjakan Yahya As. sehingga ia
dibunuh?.” Allah Swt menjawab: “Yahya As. tidak melakukan dosa, dan tidaklah
mereka (para Nabi) melakukan dosa sama sekali, tetapi ia mencintaiku, dan Aku
mencintainya. Untuk cinta pembunuhan ini harus terjadi.”
3. Pembunuhan Nabi Zakariya As.
Nabi Zakariya As. dikejar oleh yahudi,
ketika yahudi mendekat, beliau melihat sebatang pohon, maka beliau meminta pada
pohon itu untuk bersatu dengannya, maka pohon itu terbelah dan beliau masuk
kedalamnya. Yahudi kehilangan jejak dan tidak menemukan Nabi Zakariya, namun si
iblis datang dan memberitahukan bahwa Nabi zakariya telah menyatu dengan pohon.
Yahudi langsung mengambil gergaji dan membelah pohon itu menjadi dua bagian. Ketika
gergaji mencapai kepala, beliau berteriak sehingga terjadi gempa yang
menggoyangkan langit, namun Jibril As. turun menjumpai Nabi Zakariya dan
berkata: “Sesungguhnya Allah berkata, jika engkau mengatakan aduh sekali lagi,
namamu akan dicoret dari Daftar Ambiya.”
4. Kematian Para Penyihir Fir’aun
Hal ini terjadi karena penyihir fir’aun
berkata: “Kami beriman dengan Tuhan sekalian Alam, yaitu tuhan Musa dan Harun.
Fir’aun berkata: “sungguh aku akan memotong tangan dan kaki kalian secara
selang-seling.” Namu para penyihir tetap teguh dan istiqamah dalam iman. Maka fir’au
memotong tangan dan kaki mereka serta menyula mereka dengan pelepah kurma.
5. Wafat Asiah (Isteri Fir’aun)
Asiah As. menyembunyikan keimanannya
selama 60 tahun. Ketika fir’aun tahu bahwa isterinya seorang muslimah, ia
menyiksanya dengan berbagai siksaan. Fir’aun berkata: “Murtadlah!!!”, namun
Asiah tidak mahu mengikuti keinginan suaminya, maka Fir’aun mengambil empat
pasak dan memukulkannya di anggota tubuh Asiah Ra.
6. Penyembelihan Lembu Bani Israil
Ceritanya ada adik abang yang sangat
fakir, namun mereka punya paman yang kaya. Paman itu tidak punya pewaris selain
mereka. Mereka membunuh pamannya supaya cepat mendapatkan warisan, mayat
pamannya dibuang diantara dua kampung bani Israil. Maka penduduk dua kampung itu bertikai
(karena saling menuduh). Kemudian mereka mendatangi Nabi Musa meminta petunjuk
tentang pembunuh tersebut. Musa As. berkata: “Sesungguhnya Allah Swt.
memerintahkan kalian menyembelih Lembu.” Mereka tidak menyembelihnya padahal
mereka sudah bertanya dengan detail tentang kriteria lembu. Namun akhirnya mereka pun
pasrah dan menyembelih sapi itu, sedangkan mereka sudah sempat berpikir untuk
lari dan tidak melaksanakan pekerjaan ini. Allah Swt memerintahkan Nabi Musa As. untuk memukul korban dengan
lidah lembu, maka ia hidup dengan kekuasaan Allah dan berkata: “Aku dibunuh
oleh anak saudaraku”.
7. Pembunuhan Habil
Allah Swt. mewahyukan kepada Nabi adam
untuk mengawinkan Damima dengan Qabil dan Iqlima dengan Habil, namun Qabil
tidak setuju, ia berkata: “Adikku lebih cantik, maka aku tidak akan menukarnya”.
Nabi Adam As. berkata: “Wahai anakku, jangan membangkang perintah Allah Swt..
Qabil menjawab: “Allah tidak memerintahkan ini, tapi engkau menyukai Habil
sehingga engkau ingin mengawinkannya dengan anakmu yang paling cantik”. Adam
As. berkata: “Pergilah kalian, dan mintalah hukum daripada Allah Swt. dengan
menyediakan Kurban, maka barangsiapa yang diterima kurbannya berarti ia lebih
berhak.” Qabil adalah petani, maka ia membawa hasil panen sebagai kurban,
sedangkan Habil adalah pengembala, maka ia membawa kibas sebagai kurban. Kedua kurban
tersebut diletakkan di bukit mina, mereka kemudian berkata: “Wahai tuhan kami,
terimalah dari kami.”. Maka Allah menurunkan Api tanpa asap seperti bentuk
burung (bersayap). Api itu membakar kurban Habil, dan tidak peduli dengan
kurban Qabil. Ini pertanda kurban habil diterima, tapi tidak dengan kurban
Qabil. Maka Qabil berencana membunuh Habil. Singkat cerita, ketika Qabil
mendapati Habil tidur dekat kambingnya, ia mengangkat batu dan menjatuhkan atas
kepala Habil, maka ia pun Wafat. Kejadian ini terjadi pada hari selasa.
(Sumber: Kitab as-Sab’atu fi mawa’idhil bariyat, hal. 66-75, dan berbagai sumber
lainnya sebagai perbandingan)