• About
  • Sitemap
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Contact

Peutrang

Kreatif & Edukatif

  • Home
  • Agama
  • Kisah Menggugah
  • Misteri
  • Tokoh
  • Tips
  • Techno
Home » Kisah Penggugah Jiwa » PESONA CINTA DI SAKARATUL MAUT (Bag. IV)

PESONA CINTA DI SAKARATUL MAUT (Bag. IV)


"Kak.....!" seru Lela sambil  mengisak tangisnya. Ku semakin iba melihatnya, ia sangat trauma dengan kejadian tadi, tapi disadari atau tidak, kejadian itu adalah kesalahannya sendiri. Inilah akibatnya berpergian tanpa didampingi mahramnya. Terlebih lagi ditengah suasana yang sangat rawan seperti ini. Itulah mengapa Islam mengharamkan wanita bepergian tanpa didampingi keluarganya. Sesungguhnya Islam tidaklah melarang sesuatu yang terkadang kita senangi kecuali untuk mengantisipasi besarnya akibat yang sangat tidak diharapkan.

Akhirnya ku terpaksa ikut mengantarkannya pulang. Sepanjang perjalanan tidak ada tatapan, tidak ada percakapan diantara kami. Masing-masing memikirkan tragedi yang sangat tragis itu. Subhanallah...!, maha kuasa Allah, tanpa ku sadari lewat goresan keresahan Ia telah mengundangku untuk menyelamatkan Aspalela. Tak terbayang olehku bakal sanggup menghalau grombolan Israel itu. Ini benar-benar kuasa Ilahi yang sangat spektakuler yang tidak kan pernah bisa ku lupakan sepanjang hidupku.

Di sela- sela lamunan, ku amati Pak sopir yang sepertinya jua trauma melihat kaos putih dibalik jaketku berdarah-darah. Duh, ya Allah..., punggungku sangat perih..., ya Allah aku terluka, ku pusing dan mataku berkunang-kunang, darahku terus keluar bercucuran membasahi kaos dalamku. Ku pejam mataku menahan perih dan deru nafasku. Ku terus berusaha menyimbangkan diri agar tidak jatuh pingsan sebelum mengantarkan “Ratu Shaleha” itu sampai ke rumahnya. Sempat ku tegur pak sopir untuk mempercepat laju mobilnya. Keringat dingin membasahi jidatku. Deru nafasku mulai tersendat-sendat sesak tak ubahnya seekor duyung yang dihempas ke pantai dan terjebak ditengah gundukan pasir. Tak lama kemudian, ku mendengar suara Aspalela meminta taksi berhenti. Sekilas ku lihat keluar jendela mobil hujan telah reda. aku semakin lemas dan tak berdaya.

”Kak..... kita pada sampai! Yuk turun. Ayah-bunda sudah menunggu kakak, kita mampir dulu..” sapa lela menyedarkan lamunanku.

Lagi-lagi ku tak menyadari kalau dalam perjalanan tadi Lela “nelpon” ke rumahnya, Lela sudah menceritakan semuanya ke orangtuanya tetang kejadian tadi. Lela juga bilang kalau aku hari ini jadi malaikat penolongnya yang ke-seratus-an kalinya...

Ku tatap gadis polos itu dengan tatapan lesu. Ku fahami betapa setiap kata-kata yang terucap oleh lisannya itu selalu apa adanya, lisan dan hatinya selalu bersatu dan selalu terbuka. Bahkan ketulusan yang tampak oleh ku jauh lebih tulus didalam lubuk hatinya yang paling dalam. Kepolosan dan kelembutan hatinya itulah yang selalu membuatku terharu dan selalu menuntunku untuk mengerti isi hatinya yang tidak pernah surut dan pudar ditelan masa. Bukan cuma itu, kehidupannya yang jauh lebih agamis membuatku tak henti memujanya dengan sebutan “Ratu Shaleha”. Seorang gadis yang bukan saja berkerudung, bercadar dan berkapaian muslimah, tapi juga selalu menjaga diri dari pergaulan bebas dan tak pernah tersentuh lelaki. Subhanallah...! inilah mutiara yang sangat mahal harganya.

Perlahan ia membuka pintu taksi. Lagi-lagi kuterpana, bukan tangannya, tapi sarung tangan yang di pakainya. Letter Z yang tersemat desebelah kanannya adalah jahitan ummi. Tak salah lagi, sarung sutera itu adalah hadiah ultah yang pernah kuberikan dua tahun lalu. Aku tak mengira kalau sarung tangan bersulam sutera itu masih ia simpan dan terus ia kenakan disetiap ultahnya. Perlahan ia Turun tepat didepan sebuah bangunan mewah yang dikelilingi pagar beton. Lewat celah jeruji pintu gerbang yang megah itu dengan jelas bisa ku pandangi betapa indahnya panorama disekeliling rumah yang layak kusebut istana itu.

”Kak, yuk..?.” tegurnya lagi. Sadarku ternyata gadis yang ku kenal dengan kesederhanaan pakaian muslimahnya itu ternyata tinggal di istana yang sangat indah dan mewah. Sepatah katapun tak sangup ku ucap jadinya. Semuanya karam dicengkram kebisuan panjang berbaur kekaguman yang tiada bertepi. Perlahan aku keluar dari taksi, pikiranku semakin tak menentu. Ku cuba tuk tersenyum pada lela, tapi resah gelisah tanpa ampun bertubi-tubi menghujam batin ku, ngilu.., galau..., tiba-tiba pandanganku kabur, yang ada hanya kelam, yang ada hanya hitam, hitam.., bukan awan tapi pekat kelam yang amat hitam diantara sadar dan tidak. Berkali-kali ku mencoba mengungkapkan ketakutanku dan meminta sopir taksi yang lugu itu memapahku, tapi lidahku telah kelu, gerahamku seakan terkunci rapat..

”kak.. cukup bengongnya..!. malam ini adalah malam ultah Lela..., kakak harus menghadirinya......”. Itulah penuturan terakhirnya yang terdengar oleh ku.  Ku jatuh dan tak sadarkan diri. Melihat ku yang sedang ia cakapi tiba-tiba saja roboh tak berdaya, seketika Lela berteriak histeris minta tolong. Ia benar-benar larut dalam kebahagiaan bertemu denganku lagi, sehinga ia tak menyadari kalau sebenarnya tadi aku terluka parah saat menjadi malaikat penolongnya. Dua sabetan belati berandal itu berhasil mengenai punggungku. Sabetan yang dalam itu ku senbunyikan dibalik jaket dan terus kusandar erat ke bangku taksi. Berulang kali diantara sadar dan tidak ku mendengar isak tangis Lela dan cakapan mama papa lela. Satpam dan sopir taksi memboyongku ke RSU AS-SYIFA, rumah sakit terbesar di Ibukota palestina yang kebetulan letaknya tidak jauh dari situ.

Selang beberapa jam barulah ku siuman. Ku teringat kalau aku belum salat maghrib, sedangkan waktu i`sya pun telah tiba. Perlahan ku buka mataku, ku tatap Bundaku tercinta menderai air mata disamping kepalaku, ku tatap wajah pilu nan lesu penuh duka Lela dan sahabat- sahabat ku tersayang. Semuanya berkumpul disekelilingku, di sekeliling ranjang tempatku dibaringkan, di ruang yang seba putih itu. Perlahan ku kerahkan segenap sisa tenagaku untuk bangkit dan menyapa mereka, dan tentunya merangkul bundaku yang sedang bertilam duka. Bismillah..., perlahan akhirnya ku bangkit. Anehnya, begitu ku bangkit tubuh ku tak ikut bangkit. Ku merasakan sebuah keanehan, dimana ku terpisah dari jasad ku yang lemas tak berdaya, ku kaget ada apa gerangan dengan ku. Perlahan dan pasti ku tak lagi menyaksikan seorangpun yang tadinya ada disekeliling ku..

"Bunda...!, bunda....!, Angga disini bunda...!". Batin ku menjerit memanggil bunda. Tapi tak seorangpun yang mendengarkan ku.

"Dik Lela....., engkau dimana...???, lela...., kakak disini....!" kembali batin ku menjerit dan terus saja menjerit, tapi sayang seribu sayang tak ada satu makhluk tuhan pun yang mendengar jerit tangis batin ku.

"Oh tuhan....!, padamu ku bersimpuh, tempat ku megiba dan megadu. Dimanakah kini ku berada?, ada apa dengan ku...?”. Puncak keresahan tiba kala ku merasa jiwaku seakan tak lagi di alam raya yang nyata, tapi ku tak tahu dimana. Setiap kabut yang ku lewati ku dapati pancaran cahaya dan panorama yang begitu unik dan asing, panorama yang belum pernah ku jumpai sepanjang perjalanan hidupku. Tiba-tiba saja ku terdampar ditengah padang pasir yang tandus dan gersang. Sejauh mataku memandang yang ada hanya tandus, yang ada hanya gersang. Tiada satupun pokok kayu atau bangunan untuk ku bernaung dari panasnya matahari yang terus membakar kulitku. Terik dan panas membahana sinarnya seakan tak sabar lagi me-luluhlantak-kan otak dan dagingku. Nafasku tersekat dalam tangisan menahan resah gelisah yang bercampur sedih pilu dan duka yang mendalam...

Kutuntun langkah ku diatas hamparan pasir yang tiada bertepi itu. Ku berjalan dan terus berjalan kesana kemari sambil berteriak memanggil setiap oarang yang pernah ku kenali, tapi tak seorang manusia pun yang ku temui. Yang ada hanya pasir, pasir dan pasir. Dada ku sesak, nafas ku tersekat, dan kerongkonganku kekeringan. Ku coba basahi dengan liur ku, liurku pun telah lama kekeringan. Ku rasakan dahaga yang teramat sangat, dahaga yang maha dahsyat yang belum pernah ku rasakan sepanjang hidupku. Tiba-tiba angin yang berhawa panas menerpa keras wajah ku, membuat ku terhuyung-huyung dan jatuh bertekuk lutut. Ku mulai pasrah tak berdaya. Habis sudah air mata ku mengis,  habis sudah suara ku berteriak, tapi takseorang pun yang melihat ku, tak seorang pun yang mendengarkan jerit tangisku. Tak seorang pun yang bisa ku temui untuk kutanyai posisiku, untuk kutanyai apa salah dan dosa ku dan dimana kini bunda dan seluruh kerabatku.

"Nak.... anak ku....!", tiba-tiba ku mendengar sayup-sayup sapaan yang sudah tak asing lagi di telingaku. Ku toleh ke kiri dan ke kanan mencari sumbernya, namun tak seorang pun disana.

"Anakku...!, bungunlah...!, bunda disini..", sapaan itu kembali tengiang, ngiang yang teramat dekat, tapi kenapa ku tak mampu melihatnya, bundakah yang memanggilku, atau pendengaranku yang salah. Batin ku gemuruh. Tiba-tiba seorang wanita setegah baya dengan pakaiannya yang serba putih berdiri tepat dihadapanku, dia tak lain adalah bunda ku.., wanita yang paling ku sayang dan ku hormati sepanjang hidupku.

"Bunda....!". Ku mengiba keharuan sembari bangkit dan merangkulnya. Puas ku menangis dalam pelukan bunda. Tak ubah  seorang banyi balita yang bermanja dipangkuan ibunya.

"Nanda...!, bunda tahu kalau nanda terdampar ditengah padang pasir yang tak bertuan ini. Dan sekarang sedang dilanda kehausan yang teramat sangat. ini bunda bawakan semangkuk air buat nanda...ambillah," papar bunda polos sembari melepaskan pelukannya. Melihat putih jernihnya air dalam mangkuk bening ditangan bunda, ku semakin tak sabar untuk meneguk sepuasnya. Seketika itu ku bergegas mengulurkan tangan mengambilnya.

"Tunggu nanda..., baca basmallah dulu..” tegurnya mengigatkan ku. Tanpa buang-buang waktu daku pun membaca basmallah dan do’a.

"Setelah basmallah, ada satu pinta bunda yang harus nanda laksanakan, baru setelah itu nanda minum airnya.”

"Apa itu bunda...?, tanya ku tak sabar. Katakanlah bunda...!, insya-Allah dengan senang hati nanda akan  penuhinya". Ungkap ku polos.

"Katakanlah tuhan itu dua"

"Bunda...,sergah ku kaget. kenapa bunda???, kenapa itu yang bunda pinta?, itu namanya menyekutukan tuhan, itu syirik, syirik itu dosa besar bunda. Nanda tidak akan melakukan dosa yang tidak ada ampunannya itu..." Mendengar bantahanku sejenak bunda terdiam lalu bunda tersenyum tanpa merasa bersalah sedikitpun kemudian melanjutkan kalamnya.

"Baiklah, nanda katakan saja Nabi Muhammad itu dusta dan ia bukan rasul tuhan"

Mendengar  pinta bunda yang tak ada bedanya itu ku menangis mengharu biru sampai hilang suaraku. "bunda..., itu sama saja.....!. Mengingkari kerasulan Muhammad itu juga syirik bunda..."

"Anak cerewet...!, susah payah bunda telah melahirkan dan membesarkan mu. Mana balasan untuk sembilan bulan ibu mengandungmu?,  mana balasan untuk semua malam ibu menemanimu?. Mana balasan untuk mengobatimu dikala sakit?, mana balasan untuk mendo’akan kamu?, mana balasan untuk susah payah mengurusmu?, mana balasan untuk semua makanan, mainan dan pakaianmu?. Satu saja pinta bunda enggan engkau laksanakan. Dasar engkau anak durhaka...." teriaknya lantang memaki-maki ku. Aku jadi serba salah dan semakin sedih melihat wanita yang paling ku sayang dan sangat ku hormati itu menangis tersedu-sedu karena ku menolak permintaannya.

"Bunda... maafkan nanda... bunda jangan bersedih lagi..." hiburku.
"Baiklah, penuhi dulu satu pinta terakhir bunda...!, katakanlah Nabi isa anak tuhan!"
"bunda...!, tebas saja leher nanda dan bakar saja nanda hidup-hidup, itu lebih baik bagi nanda daripada harus memenuhi pinta bunda yang satu ini. Isa As. itu seorang nabi, nabi itu makhluk tuhan. Isa itu makluk tuhan, bukan tuhan. Tuhan maha esa. Tiada sekutu baginya.

Lailaha Illallah. Muhammadarrasulullah."

Tiada pudar walau di telan masa, apalagi disekat jurang kematian, kupertanyakan kicau burung dan   cahaya yang pergi begitu saja. Ooo…! tiada kasih yang abadi seabadi kasih- Mu, tiada cinta yang sejati sejatinya cinta- Mu, tiada tempat ku mengadu, tiada tempat ku merayu, selain Engkau. Tuhan ku..! Subhanallah, secercah cahaya dan kicau burung yang sedari tadi ku pertanyakan ku dapati. ternyata tuhan mendengar tangis  dan isak munajah dalam kerendahan hati ku. ..!, tapi……, inikah kicau burung?, inikah cahaya indah itu?, Ku sadar, tidak….., oh tidak..!, ku mulai menyadari bahwa sungguhnya cahaya yang ku dapat bukanlah pandangan indah taman melati tempat kupu – kupu menghibur diri dalam kepak sayapnya, melainkan wajah orang – orang yang ku sayang, wajah orang – orang yang ku cinta menderai air mata. Kicau burung sayup – sayup sampai yang kudengar hingga jelas ku dengar ternyata isak orang – orang yang ku sayang, ternyata tangisnya  orang – orang yang ku cinta. Oh tuhan, ternyata ruangan serba putih tempat ku terbaring lesu adalah rumah tempat berkumpulnya orang – orang sakit. Ada apa gerangan..? apa ku sakit ?. apa ku sudah gila?, Kenapa ku tak sadari semua ini.., lama ku peras otak mereka ulang apa sebenarnya yang terjadi, ada apa gerangan.

Akhirnya ku ingat  kalau satu jam yang lalu ku terluka parah sat menolong Aspalela dan kehabisan banyak darah.

Perlahan ku kubuka mata. Kulihat banyak orang mengelilingi jasadku yang terbujur dipembaringan. Air mata ku meleleh membasahi pipi, menatap orang-orang yang ku sayang dan orang- orang yang ku cinta mengisak pilu seakan tak merelakan kepergian ku. Sejenak ku berfikir, mungkin karena tangis merekalah daku dikembalikan ke kejasadku. Padahal baru saja ku melewati padang sakratul maut. Bahkan atas izin Allah ku selamat dari tipuan syeitan yang hendak merampas iman ku.

"unda....! lela......! sahabat ku......!! kenapa kalian menangis??! Hentikan...!!!!” lirih ku menghentikan tangis mereka. sepontan mereka terdiam dan menatap ku penasaran. Seakan mereka tak percaya kalau aku masih hidup. Mereka mengira ku telah mati. Deru tangis mereka kembali pecah, pecah bukan karna kesedihan tapi karna bahagia melihat ku siuman kembali. AKu pun menangis bercucuran air mata hingga cucuran itu kering, bercucur, mengering hingga bercucuran kembali. Ku meraung tangis dalam pelukan bunda. Sempat daku memohon kesabaran dan ketabahan mereka.

"Izrail As.. telah datang. Sekarang buktikan sayang mu tanpa pekik tangisan. karna tangis mu membuatku sengsara didalam badan. Iangatlah setiap yang bernyawa pasti akan mati. Doakan dan relakanlah kepergianku memenuhi janji-Nya. Antarkanlah aku dengan talbiah pencipta". Pinta terakhir ku. Kulihat Izrail mengeluarkan sehelai daun bertuliskan basmallah dan memperlihatkannya padaku sembari menyalamiku dan mengajak pergi bersamanya.

”Lailahaillallah uhammadarrasulullah.......!!!.
La.....ila......ha illallah, muham.....madarrasu.......lullah.......!!!.
La.....ila......haillallah, muham.....madarrasu.......lullah.......!!!.”


Keheningan pagi nan indah diwarnai hijaunya pepohonan dan kicauan yang merdu.
Langit yang cerah Menyelimuti kepergianku.
Jasadku terbaring sayu Diatas pembaringan. Terbungkus rapi.
Harumnya dengan taburan wewangian,
Menyengat dalam dada.
Aku bagaikan burung Yang ingin terbang tinggi keangkasa lepas mencari cinta~Nya. Diiringi Syahdunya nyanyian shalawat dan talbiah pencipta. Bahagia bercampur haru
Hanya amalan yang  akan menemaniku
Dialam baru ku. kepada~Nya lah Destinasi terakhirku, Tempat yang abadi selamanya.
bersama cinta kasih~Nya.

Sesungguhnya Setiap Jiwa Pasti Akan Merasakan Mati.....

Kadar keimanan seseorang tergantung pada kemampuannya menahan hawa nafsu. Semudah apa ia menuruti nafsu, semudah itulah imannya akan terampas di sakratul maut.

(By: al-Fath Z.A Mudi Mesra)

Posted by Unknown on - Rating: 4.5
Title : PESONA CINTA DI SAKARATUL MAUT (Bag. IV)
Description : "Kak..... ! " seru Lela sambil   mengisak tangisnya . Ku semakin iba melihatnya , ia sangat trauma dengan kejadian tadi...

Share to

Facebook Google+ Twitter

0 Response to "PESONA CINTA DI SAKARATUL MAUT (Bag. IV)"

Post a Comment

Newer Post
Older Post
Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Terbaru

Loading...

Komentar Terbaru

Loading...

sponsor

Popular Posts

  • 14 Pedang yang Melegenda di Dunia
  • Adab & Pantangan BERHUBUNGAN SUAMI ISTRI (Lengkap)
  • UNGKAPAN RINDU BUAT SANG RASUL
  • 7 Sayur & Buah Untuk Melancarkan BAB
  • Ini dia, Tips Mengatasi Android Cepat Panas
  • 7 Ilmuwan Muslim Bidang Kedokteran
  • 6 Film Action Terbaik 2013
  • Manfaat dan Efek Samping KUNYIT

Blog Archive

  • ►  2017 (9)
    • ►  December (1)
    • ►  October (2)
    • ►  August (3)
    • ►  April (3)
  • ►  2016 (15)
    • ►  November (4)
    • ►  July (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (6)
  • ►  2015 (17)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2014 (176)
    • ►  December (5)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (8)
    • ►  May (22)
    • ►  April (21)
    • ►  March (23)
    • ►  February (27)
    • ►  January (65)
  • ▼  2013 (352)
    • ►  December (49)
    • ▼  November (58)
      • 7 Peristiwa Besar di Hari Kamis
      • Terlepas Dari Bahaya Karena Berniat Merayakan Maulid
      • 10 Tips Lancar Melahirkan
      • Berlari Lebih Cepat
      • Cara Merawat Kulit Siang dan Malam
      • PESONA CINTA DI SAKARATUL MAUT (Bag. IV)
      • PESONA CINTA DI SAKARATUL MAUT (Bag. III)
      • PESONA CINTA DI SAKARATUL MAUT (Bag. II)
      • PESONA CINTA DI SAKARATUL MAUT (Bag. I)
      • 7 Tips Untuk Meredam Sifat Marah
      • 10 Obat Paling Mujarab Di Alam
      • Tips Menghilangkan "Bahan Lilin" Pada Mie Instan
      • 7 Ilmuwan Muslim Bidang Matematika & Fisika
      • Daun "Capa" Ampuh Mengobati Sakit Maag
      • Nama Islami nan Indah Untuk Anak Perempuan (Bag. II)
      • Ramuan Nusantara Bagi Pria Impoten
      • 7 Peristiwa Besar di Hari Rabu
      • 4 Tokoh Dunia Yang Menjual Diri Pada Setan
      • 7 Ilmuwan Muslim Bidang Kedokteran
      • Ramuan Kuno Untuk Mengobati FLU
      • 13 Mutiara Indah Dari Buku Dale Carnagie
      • 4 Tanda Syaqawah (Akibat Buruk)
      • 10 Kode Misterius Yang Belum Terungkap
      • 5 Film Fantasy Terbaik 2013
      • Subhanallah, MATEMATIKA Sahabat Nabi Luar Biasa
      • Jual Charger Laptop Samsung Original
      • Jual Hard Disk Hitachi Murah
      • Gempar, DHAGABO EBBA Mengaku Berumur 160 Tahun
      • Daun Pepaya Ampuh Mengobati Demam
      • Cara Menghilangkan Nyeri Haid
      • 4 Kriteria Lagu Islami
      • Al-Idrisi, Penemu Teori Bumi Bundar
      • Ternyata Rumput Fathimah Berbahaya Bagi Ibu Hamil
      • 7 Keajaiban Menyangkut Kelahiran Nabi Muhammad Saw.
      • Resep Kuno Untuk Mengharumkan Vagina
      • Misteri Ular Jelmaan Jin Muslim di Dusun Larangan
      • Bunna Coffee, Kopi Klasik Dari Arab
      • 12 Peristiwa Besar di Hari Asyura
      • Ramuan Tradisional Untuk Memperindah Payudara
      • Tips Mengembalikan Keperawanan
      • PAINAWATI, Diteror Lewat Mimpi
      • 10 RUMAH SAKIT Paling Angker di Dunia
      • 7 Penyebab Utama Keretakan Rumah Tangga
      • 7 Peristiwa Besar di Hari Selasa
      • 4 Pesan Penting dari 4 Kitab
      • Ramuan Tradisional Untuk Kekuatan Seks Laki-laki
      • 12 Makanan Untuk Menigkatkan Gairah Seks
      • Cara Mudah Mengobati Ambeien Secara Tradisional
      • 4 Bukti Rasulullah Saw. Mengetahui Kejadian Masa D...
      • Hukum Bersalaman Setelah Shalat Menurut Ulama Syaf...
      • Resep Kuno Untuk Panas Dalam
      • 12 Kriteria Suami Idaman
      • 6 Penyebab Rusak Hati
      • ARISTOTELES, Pencetus Ilmu Logika
      • Saat Memetik Mawar
      • 4 Pendapat Ulama Tentang UMUR DUNIA
      • TOILET TERMINAL
      • 25 Pesan Perubahan JOKOWI
    • ►  October (109)
    • ►  September (48)
    • ►  August (20)
    • ►  July (36)
    • ►  June (22)
    • ►  May (10)

Sponsor

Top Blogs Online Marketing
Praca poznań w Zarabiaj.pl Religion
Webbhotell Religion Blogs - Blog Rankings Top  blogs My Zimbio
Top Stories blog ini berisi berbagai informasi yang bermanfaat dan bernilai pendidikan terutama mengenai tip, agama, dan misteri Religion Blogs
top blog sites
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Hiseutat

Labels

Agama (111) Aqidah (1) Fatwa Abuya al-Asyie (13) Kisah Penggugah Jiwa (20) Lawakan Gokil (12) Lirik Lagu (5) Misteri (29) Mutiara Hidup (14) Puisi (25) Serba Serbi (154) Techno (16) Tips (130) Tokoh (44) White Market (3)

Kontributor

  • Unknown
  • Unknown
Copyright © 2012 Peutrang - All Rights Reserved
Design by Mas Sugeng - Powered by Blogger