Kematian adalah penghubung kita untuk bisa bertemu dengan pencipta.
Kematian tidak bisa diramalkan. Kematian akan menghampiri siapapun termasuk
Makhluk Allah yang paling mulia, yaitu Sayyidina Muhammad Saw. Sebagaimana
firman Allah:
Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami
kamu dikembalikan. (QS. al-Ankabut, 57)
F. WAFATNYA BAGINDA RASUL
Pada tanggal 26 Shafar tahun 11 Hijriyah, Baginda Nabi Saw. mempersiapkan suatu pasukan yang
dipimpin oleh Usamah ibnu Zaid untuk melakukan expedisi penyerangan terhadap
sebuah perkampungan yang bernama Ibni yang berada di dekat Muth’ah, tempat
terbunuhnya sahabat Nabi Saw., Zaid bin Haritsah yang merupakan ayah dari
Usamah. Dalam pasukan tersebut terdapat para sahabat terkemuka dari kaum Anshar
dan kaum Muhajirin diantaranya: Abu bakar Shiddiq R.a., Umar bin Khattab R.a.,
Abu’Ubaidah R.a., Sa’ad R.a., dan lainnya. Tapi rencana penyerangan akhirnya dibatalkan, karena Rasulullah Saw.
jatuh sakit selama 13 hari.
Dalam masa sakit, beliau terus berpindah-pindah ke rumah – rumah para
isteri beliau, dan ketika sakit beliau bertambah parah, beliau pun meminta izin
kepada isteri - isteri yang lain untuk dirawat di rumah Siti ‘Aisyah R.a.. Abu
Bakar R.a. menggantikan Rasulullah sebagai imam shalat atas perintah Rasulullah
Saw. disaat Rasul tidak dapat keluar lagi dari rumah.
Saat orang - orang Anshar mengetahui bahwa sakit yang diderita Baginda
Rasul semakin parah, mereka berkerumun di sekeliling mesjid. Sahabat Al-Abbas
Ra. masuk ke dalam rumah Rasulullah Saw. memberitahukan tentang kekhawatiran
para sahabat terhadap dirinya. Ketika itu Rasulullah Saw. keluar seraya diapit
oleh Saidina ‘Ali Ra. dan Al-Fadhil Ra. sedangkan Al-Abbas Ra. berjalan di
depannya. Beliau terlihat sangat lemah melangkah perlahan dengan kepala
terbalut perban. Sesampai di Mesjid, beliau langsung didudukkan di atas anak
tangga mimbar yang pertama. Orang - orang berebutan menuju ke arah Rasulullah
Saw.. Rasulullah memuji Allah dan kemudian berkata “Wahai ummat manusia!. Aku
telah mendengar bahwa kalian merasa khawatir akan kematian nabi kalian. Apakah
ada sebelum aku seorang nabi yang diutus oleh Allah Swt. Yang dapat hidup abadi
untuk selamanya..?. Ingatlah!!. Sesungguhnya aku akan dipanggil ke sisi-Nya dan
kalianpun pasti akan menyusulku. Aku berwasiat kepada kalian, berlaku baiklah
kepada kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Semua perkara itu berjalan dengan izin
Allah Swt.. Maka janganlah kerena terlambatnya suatu perkara membuat kalian tergesa
gesa melakukannya, sebab Allah Swt. tidak akan menyegerakan suatu perkara
karena tergesa - gesanya seseorang. Barang siapa menantang Allah Swt. niscaya
Ia akan mengalahkannya dan barang siapa menipu Allah Swt. niscaya Ia akan
menipunya. Ingatlah..!. Sesungguhnya diriku ini akan mendahului kalian dan
kelak kalian akan menyusulku. Ingatlah..!. Sesungguhnya tempat bertemu kalian
denganku adalah Telaga Kautsar. Ingatlah..!. Barang siapa ingin bertemu
denganku kelak, hendaknya mencegah tangan dan lisannya kecuali dalam hal - hal
yang sudah merupakan keharusannya”.
Ketika Abu bakar Ra. Akan mengimami sholat subuh kaum muslimin pada hari
senin tangggal 13 Rabi’ul awal, tiba - tiba Rasulullah Saw. membuka tirai kamar
siti ‘Aisyah lalu memandang mereka yang akan shalat pada saat itu dalam shafnya
masing masing. melihat keadaan mereka, Rasulullah Saw. tersenyum. Abu bakar Ra.
berencana untuk mundur dari tempat imam, karena menyangka Rasulullah Saw.
hendak keluar dan mengimami shalat, tapi Rasulullah Saw. mengisyaratkan dengan
tangannya agar mereka meneruskan shalat bersama Abu Bakar R.a. lalu Beliau
kembali masuk ke dalam kamar dan menutup kembali tirai kamarnya.
Hari itu pula, Rasulullah Saw. dipanggil menghadap Yang Maha Kuasa sebelum
masuknya waktu sembahyang dhuha. hal itu terjadi pada hari senin tanggal 13
Rabi’ul Awal tahun 11 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 8 juni tahun 633
Masehi. Ketika Abu Bakar Ra. mendengar khabar tersebut, beliau segera datang
dan memasuki kamar Sayyidah ‘Aisyah Ra. Abu Bakar Ra. membuka kain penutup
wajah jenazah Rasulullah Saw., kemudian ia membungkuk dan menciumnya sambil
menangis dan mengucapkan kata kata “Demi Zat yang jiwaku berada dalam
genggaman-Nya, dia telah wafat. Semoga Shalawat Allah Swt. tercurahkan kepada
engkau Ya Rasulullah Saw. Alangkah harumnya engkau baik ketika hidup atau
sesudah meninggal. Demi ayah dan ibuku, Allah Swt. tidak akan membuat diri mu
meninggal dua kali”. Setelah itu Abu bakar Ra. keluar menemui sahabat yang lain
yang telah menunggu di luar dan kemudian berpidato “Ingatlah! barang siapa yang
menyembah Muhammad Saw., sesungguhnya dia telah meninggal dunia tapi barang
siapa menyembah Allah Swt., sesungguhnya Allah Maha Hidup dan tidak akan mati”
Jenazah Rasulullah Saw. berada di
kamarnya mulai hari itu sampai malam rabu hingga kaum muslimin selesai memilih
Khalifah pengganti Rasulullah Saw. untuk mengatur kaum muslimin. Orang yang
memandikan jenazah Rasulullah Saw. adalah Saidina ‘Ali bin Abu Thalib dibantu
oleh sahabat al-Abbas Ra. bersama kedua anaknya al-fadhil Ra., Qasim Ra, Usamah ibnu Zaid Ra. serta Syaqran Ra.,
bekas budak Rasulullah Saw.. Setelah selesai mengurus jenazahnya, kemudian
jenazah diletakkan di atas balai dalam rumahnya. Lalu orang orang berturut
turut menyalatinya .Setelah itu jenazah baginda Rasul dikuburkan dalam kamar
Siti ‘Aisyah, tempat Rasulullah Saw. menghembuskan nafas terakhir. Orang yang
memasukkan jenazah Rasulullah Saw. ke liang lahat adalah ‘Ali bin abi Thalib
Ra. dan Al abbas Ra. serta dibantu oleh dua anaknya yaitu Al fadhil Ra. dan
Qasim Ra.. Setelah itu kuburan Rasulullah Saw. disirami air oleh Bilal. Fisik
Nabi memang tidak lagi berada diantara kita, tapi petunjuknya selalu hidup di
relung hati manusia…..
Dalam hidupnya tak ada satupun manusia yang tidak mengakui kehebatan
beliau. Lawan seakan tak percaya kalau Nabi Saw. adalah musuh. Teman dan kawan
yang dekat dengannya begitu menghargai dan mencintai baginda bahkan melebihi
dari kecintaan terhadap anak, isteri dan orang tua mereka sendiri. Pernahkah
sejarah mencatat seorang manusia lain yang memiliki posisi seperti itu??.
jawabnya adalah keniscayaan. Ketokohan baginda bukan saja dibesarkan oleh
pengikut dan sahabatnya tapi juga diakui oleh musuh musuhnya. Kalau bukan
karena kepribadian yang fantantis dan penuh karisma, tentulah sebuah sikap dan
prilaku yang lahir dari seseorang pasti akan ditelan bumi bahkan diterjang oleh
badai zaman. Sang Nabi memang fenomenal. Ia berangkat dari akhlak mulia yang
penuh tawadhu’ dan ikhlas semata karena Allah Swt.. Beliau tegar sebagai
seorang pemimpin yang tak goyah walau rintangan datang silih berganti.
G. SILSILAH DAN KETURUNAN NABI MUHAMMAD SAW.
Nabi Muhammad Saw. adalah tokoh paling berpengaruh di dunia sepanjang
sejarah manusia. Beliau satu-satunya orang yang berhasil meraih keberhasilan
luar biasa baik dibidang agama atau duniawi. Beliau berhasil memimpin bangsa
yang awalnya terbelakang dan terpecah belah menjadi bangsa yang maju dan bahkan
sanggup mengalahkan bangsa Romawi di medan pertempuran. Bagaimanakah silsilah
beliau??
Muhammad Rasulullah Saw. adalah anak Abdullah dari hasil perkawinannya
dengan Siti Aminah binti Wahab az-Zuhriah. Abdullah adalah anak Abdul Mutallib
dari hasil perkawinannya dengan Fathimah binti ‘Amr al-Makhzumiyah. Abdul
Mutallib adalah anak Hasyim dari isterinya yang bernama Salma binti ‘Amran
Najjariah. Hasyim adalah anak ‘Abdul Manaf dari isterinya yang bernama ‘Atikah
binti Murrah as-Sulamiyah. Abdu Manaf adlah anak Qushay dari isterinya yang
bernama Hubbiy binti Halil al Khuza’iyah. Qushay adalah anak Kilab dari isterinya yang bernama
Fathimah binti Sa’ad. Kilab adalah anak Murrah dari isterinya yang bernama
Hindun binti Sarir. Murrah adalah anak Ka’ab dari isterinya yang yang bernama Wasyiah binti Syaiban. Ka’ab
adalah anak Luay dari isterinya yang bernama Bariah binti Ka’ab. Luay adalah
anak Ghalib dari isterinya yang bernama Salma binti ‘Amr al- Khuza’iy. Ghalib
adalah anak Fihr dari isterinya yang bernama Laila binti Sa’ad. Fihr adalah
anak Malik dari isterinya yang bernama Jandalah binti al Harb.Malik adalah anak
Nadhir dari isterinya yang bernama ‘Atikah binti ‘Adwan. Nadhir adalah anak
Kinanah dari isterinya yang bernama Barrah binti Mur ibnu ‘id. Kinanah adalah
anak Khuzaimah dari isterinya yang bernama ‘Awwanah binti Sa’ad. Khuzaimah
adalah anak Mudrikah dari isterinya yang bernama Salma binti Aslam. Mudrikah
adalah anak Ilyas dari isterinya yang bernama Khandaf. Ilyas adalah anak Mudhar
dari isterinya yang bernama Rabbab binti Jundah ibnu Ma’ad. Mudhar adalah anak
Nizzar dari isterinya yang bernama Saudah binti ‘Ak. Nizzar adalah anak Ma’ad
dari isterinya yang bernama Mu’anah binti Jausyam dan Ma’ad adalah anak Adnan.
Sedangkan garis keturunan dari pihak ibu adalah Aminah binti Wahhab bin Abdul
Manaf bin Zuhrah bin kilab
Demikianlah nasab Nabi Muhammad yang keabsahannya telah diakui para ulama
tarikh dan ulama hadist. Sedangkan anak-anak Nabi Muhammad Saw. ada tujuh
orang, yaitu: Qasim Ra., Ibrahim Ra.,
Abdullah Ra., Zainab Ra., Ruqayyah Ra., Ummu Kalsum Ra., dan Fatimah Ra,. Semua
putera puteri beliau lebih dahulu wafat sebelum wafatnya baginda Rasul. Hanya
Siti Fatimah yang masih hidup sampai enam bulan setelah wafatnya nabi. Selama
hidupnya Nabi juga berkeluarga dengan sebelas isteri. tapi saat beliau wafat,
hanya 9 isteri beliau yang masih hidup, yakni ‘Aisyah binti Abu bakar, Hafsah
binti Umar, Ummu Habibah binti Abu Sufyan, Ummu salamah binti Umayyah, Saudah
binti Zam’ah, Zainab binti Jahsyi, Maimunah binti Harist, Juwairiah binti
Harist, Shafiyyah binti Huyay, Khadijah binti Khuwailid,dan Zainab binti
Khuzaimah. Dua Ummul Mukminin yang disebutkan terakhir telah wafat saat Baginda
Nabi masih hidup.