Al-Mukarram, Abu Hamid Muhammad bin
Muhammad al-Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i (lahir di Thus 450 H., meninggal di Thus 14 Jumadil Akhir 505) adalah seorang filosof dan
teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat abad
Pertengahan.
Disebut Abu Hamid karena salah seorang anaknya bernama Hamid.
digelar al-Ghazali ath-Thusi karena ayahnya yang bekerja sebagai
pemintal bulu kambing dan tempat kelahirannya yaitu Ghazalah di Bandar Thus,
Khurasan, Persia (Iran).
Sedangkan gelar asy-Syafi'i menunjukkan bahwa
beliau bermazhab Syafi'i. Beliau berasal dari keluarga miskin. Ayahnya
mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu ingin anaknya menjadi orang alim dan
saleh. Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli pikir, ahli filsafat Islam
yang terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan
manusia.
Beliau pernah memegang jawatan sebagai Naib Kanselor di Madrasah
Nizhamiyah, pusat pengajian tinggi di Baghdad. Imam Al-Ghazali meninggal dunia
pada 14 Jumadil Akhir tahun 505 Hijriah bersamaan dengan tahun 1111 Masehi di
Thus. Jenazahnya dikebumikan di tempat kelahirannya.
Sifat & Kelebihan
Imam al-Ghazali mempunyai daya ingat yang kuat dan bijak berhujjah. Ada
yang mengatakan bahwa baeliau digelar Hujjatu al-Islam karena kemampuannya
tersebut, tetapi jika kita membuka kitab mashthalah Hadits, gelar al-Hujjah
diberikan kepada Ulama yang telah menghafal 300.000 hadits. Ini berarti Imam
al-Ghazali adalah ulama besar penghafal ribuan hadits.
Beliau sangat dihormati di dua dunia Islam yaitu Saljuk dan Abbasiyah yang
merupakan pusat kebesaran Islam. Beliau mampu menguasai berbagai bidang ilmu
pengetahuan. Beliau sangat mencintai ilmu pengetahuan. Demi ilmu beliau
meninggalkan segala kemewahan hidup untuk bermusafir dan mengembara. Sebelum
memulai pengembaraan, beliau telah mempelajari karya ahli sufi ternama seperti
Imam al-Junaid Sabili dan Imam Bayazid Busthami.
Imam al-Ghazali telah
mengembara selama 10 tahun. Beliau telah mengunjungi tempat-tempat suci di
daerah Islam yang luas seperti Mekkah, Madinah, Jerusalem dan Mesir. Beliau
terkenal sebagai Ahli filsafat Islam yang telah mengharumkan nama ulama di
Eropa melalui hasil karyanya yang sangat bermutu tinggi. Sejak kecil beliau
telah dididik dengan Akhlak yang mulia. Hal ini menyebabkan beliau benci kepada
sifat riya (pamer), bermegah-megahan, sombong, takabur, dan sifat-sifat tercela
lainnya. Beliau sangat kuat beribadat, wara', zuhud, dan tidak gemar kepada
kemewahan, kepalsuan, dan kemegahan.
Pendidikan
Pada tingkat dasar, beliau mendapat pendidikan secara gratis dari beberapa
orang guru karena kemiskinan keluarganya. Pendidikan yang diperoleh pada
peringkat ini membuat beliau mampu menguasai Bahasa Arab dan Parsi dengan
fasih. Oleh sebab minatnya yang mendalam terhadap ilmu, beliau mula mempelajari
ilmu Ushuluddin, Manthiq, usul Fiqh, filsafat dan mempelajari segala pendapat
keempat mazhab, hingga mahir.
Setelah itu, beliau melanjutkan pelajarannya
dengan Imam Ahmad ar-Razkani dalam bidang Fiqh, Abu Nasr al-Ismail di Jarajan, dan
Imam Harmain di Naisabur. Oleh sebab Imam al-Ghazali memiliki ketinggian ilmu,
beliau telah dilantik menjadi mahaguru di Madrasah Nizhamiah (sebuah
universitas yang didirikan oleh perdana menteri) di Baghdad pada tahun 484
Hijrah. Kemudian beliau dilantik pula sebagai Naib Kanselor di sana.
Beliau
telah mengembara ke beberapa tempat untuk berjumpa dengan ulama-ulama di sana
dan mendalami ilmu pengetahuan yang ada. Dalam pengembaraan, beliau menulis
kitab Ihya Ulumiddin yang memberi sumbangan besar kepada masyarakat dan
pemikiran manusia dalam semua masalah terutama masalah tasawuf.
Sang Pejuang
Beliau adalah seorang ahli fikih, alim, dan rajin. Beliau selalu mengajak
ke jalan Allah dalam setiap khutbah dan karya tulisnya yang banyak dan tersebar
diseluruh daerah di dunia. Beliau tidak takut kepada siapapun dalam berdakwah
termasuk kepada negara. Dalam sebuah khutbah di mesjid Amru bin ash beliau
pernah mengkritik sebuah undang - undang negara karena tidak sesuai dengan
syariat.
Beliau pernah ditahan di tahanan ath-Thur pada masa raja al-Faruq, juga
pernah dipenjara pada masa Abdul Nashir. Beliau memimpin majlis ilmiah di
Universitas Amir abdul Qadir al-Jazairi al-Islamiyah di al-Jazair selama lima
tahun. Jabatan terakhir beliau di mesir adalah wakil menteri perwakafan.
Karya
Imam al-Ghazali telah mengarang lebih dari enam puluh kitab di berbagai
bidang. Antara lain:
Tasawuf
- Ihya Ulumiddin (Kebangkitan Ilmu-Ilmu Agama) yang
merupakan karyanya yang sangat terkenal
- Kimiya as-Sa'adah (Kimia Kebahagiaan)
- Misykah al-Anwar (Lampu Pemberi Cahaya)
Filsafat
- Maqasid al-Falasifah (Tujuan Ahli filsafat)
- Tahafut al-Falasifah, buku ini membahas kelemahan-kelemahan para
filosof masa itu, yang kemudian ditanggapi oleh Ibnu Rusyd dalam buku Tahafut
al-Tahafut
Usul Fiqh
- Al-Mushtasfa min `Ilm al-Ushul
Fiqh
- al-Basith
- al-Wasith
- al-Wajiz
Logika
- Mi`yar al-Ilm (The Standard Measure of Knowledge)
- al-Qistas al-Mustaqim (The Just Balance)
- Mihakk al-Nazar fi al-Manthiq (The Touchstone of Proof in Logic)
Demikian tulisan
kami tentang biografi Imam al-Ghazali Rahimahullah yang kami nukil dari Buku 50
Tokoh Penemu dalam dunia Islam dan berbagai sumber lain.
Allahummaj’al
Jannata Matswahu!
Title : IMAM AL-GHAZALI, Pemikir, Penulis, dan Pendakwah
Description : Al-Mukarram, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i (lahir di Thus 450 H., meninggal di Thus 14...