Pada
tulisan sebelumnya (bag. I) kita sudah membahas masa kelahiran dan masa kanak -
kanak Rasulullah Saw., sekarang kita akan menyimak kehidupan Rasulullah Saw.
pada usia remajanya, setelah dewasa, dan perjuangan beliua setelah menjadi Rasul. selamat membaca, semoga bermanfaat.
C. MASA REMAJA
Pada saat
Muhammad berusia 12 tahun, Abu Talib mengajak Muhammad remaja untuk ikut
bersama rombongannya membawa barang niagaan ke negeri Syam (Syiria). Perjalanan
ini merupakan kali pertama bagi Muhammad remaja. Mereka tidak terlalu lama
melakukan perjalanan ini, karena sesampainya di daerah Bushra, seorang pendeta
yang bernama Buhaira melihat rombongan yang lewat sekaligus menyaksikan
keajaiban seorang remaja yang dinaungi awan dari terik matahari. Tidak menunggu
lama, sang pendeta langsung menemui pimpinan kafilah yang tak lain adalah Abu
Thalib dan ia membereritahukan bahwa keponakannya yakni Muhammad kelak akan
menjadi Nabi terakhir yang akan menata kembali kerusakan moral ummat manusia. Pendeta
itu meminta kepada Abu Thalib supaya membawa pulang Muhammad dan menjaganya
dengan baik dari ancaman musuh yang telah menanti kedatangan nabi akhir zaman
D. MASA DEWASA DAN
BERKELUARGA
Hari demi hari
terus dilalui Muhammad dengan tenang dan tawakkal. Tak ada aktifitas yang
merugikan orang lain dalam hidupnya. Muhammad tumbuh menjadi pria tangguh dan
bijaksana. Tanda-tanda kenabian memang telah nampak pada diri seorang Muhammad,
mulai dari batinnya yang mulia sampai bentuk lahiriahnya yang sempurna. Dikalangan
kaum Quraisy, Muhammad dikenal sebagai orang berbudi luhur dan jujur. Ketika
Khadijah binti khuwailid, seorang wanita terpandang dan kaya raya mendengar
tentang kejujuran dan nama baik Muhammad, ia pun mengirimkan utusan untuk
menjumpai Baginda dan menawarkan kerja sama. Khadijah membutuhkan Muhammad
untuk membawa barang dagangan milik Khadijah. Ia siap memberikan imbalan jauh
lebih banyak dari yang pernah diberikan kepada pedagang-pedagang lain dengan
syarat Muhammad harus pergi bersama Maisarah, budak milik Khadijah. Muhammad
pun menerima tawaran Khadijah. Setelah selesai menjajakan dagangannya di negeri
Syam (syiria), Muhammad segera kembali ke Mekkah bersama Maisarah. Khadijah
heran dan takjub, karena keuntungan yang diperoleh Muhammad sangatlah banyak
dan Khadijah tidak pernah memperoleh keuntungan sebanyak itu sebelumnya. Maisarah
menceritakan kepada Khadijah tentang tatacara dan sikap Baginda dalam
berdagang. Modal utamanya adalah kejujuran, kecerdikan dan akhlak mulia sehingga
wajar bila orang orang yang berhubungan dengan beliau merasa senang dan puas. Melihat keuletan dan sikap Muhammad, Khadijah mulai
kagum dan tertarik kepada Muhammad. Saat itu Khadijah berumur empat puluh tahun
sedangkan Muhammad berumur dua puluh lima tahun. Sebelumnya Khadijah pernah
berkeluarga dengan Abu Halah dan punya
seorang puteri yang bernama Halah. Siti khadijah adalah orang yang punya
kedudukan dikalangan Quraisy dan paling banyak hartanya. Setelah menerima
utusan Khadijah yang menyampaikan niat hati khadijah untuk mendampingi Muhammad
dan setelah mendengar persetujuan Muhammad, maka pamannya yaitu Abu Thalib
segera menemui Paman Khadijah yang bernama ‘Amru ibnu as’ad untuk melamar
Khadijah. tak berselang lama, akad nikahpun segera dilaksanakan Setelah
berkeluarga dengan Khadijah, Muhammad mengembangkan usaha yang pernah digelutinya
bersama sang istri tercinta. Khadijah tidak pernah mengecilkan peran dan posisi
Muhammad yang menjadi suaminya. Walaupun telah menjadi orang sukses, Muhammad
tetap rendah diri dan tidak sombong. Walaupun Khadijah menyerahkan pengelolaan
harta kepada suaminya, tetapi Muhammad tidak pernah makan sepeserpun harta
Khadijah kecuali hanya yang telah menjadi haknya.
E. PERJUANGAN
SETELAH MENJADI RASUL
Tanda tanda
kenabian memang telah nampak pada diri seorang Muhammad. Dari batinnya yang
mulia sampai bentuk lahiriah yang sempurna. Akhlaknya diabadikan dalam al-Quran
dan menjadi bukti tak terbantahkan bahwa ia adalah manusia paling sempurna. Tidak
ada setitik cela maupun kesalahan dalam hidupnya. Sebelum menjadi Rasul, beliau
selalu mengamati tanda kekuasaan Sang Pencipta lalu menganalisa dan mengkajinya
secara mendalam sampai kepada sebuah keputusan yang membuat batinnya tentram. Takkala
Baginda telah memasuki usia empat puluh tahun, Allah mengangkatnya menjadi
Rasul yang ditandai dengan turunnya wahyu kali pertama. Hal terebut terjadi
pada tanggal 13 Ramadhan Tahun 13 sebelum Hijriah yang bertepatan dengan bulan
juli tahun 610 Masehi yang bertempat di goa Hira’. Setelah mengemban tugas
sebagai Rasul, beliau mulai menjalankan aktifitasnya menyampaikan Risalah Allah
kepada ummatnya agar kembali menyembah Allah. Rasulullah menjalankan misi
tersebut dengan sangat rahasia. Hal ini beliau lakukan karena khawatir
orang-orang Arab akan kaget dengan adanya perkara yang berat ini sehingga mereka
tidak akan menerima Islam. Sasaran dakwah tahap pertaman ditujukan kepada keluarga sendiri dan orang orang yang
betul-betul bisa menjaga rahasia. Orang pertama yang menerima ajakan Nabi untuk
masuk Islam adalah Siti Khadijah, isteri beliau sendiri. Kemudian ‘Ali bin Abi
Thalib, Zaid bin Haritsah (anak angkat beliau), Ummu ayman (perempuan yang
pernah mengasuh beliau) dan Sahabat beliau, Abu bakar. Abu bakar juga mengikuti
Rasulullah Saw. untuk menyiarkan Islam di kalangan orang-orang Quraisy dan
ajakannya mendapat sambutan hangat dari sebagian orang, antara lain Usman bin
‘affan. Takkala al-Hakam, paman Usman Ra. mengetahuinya, maka ia mengikat Usman
Ra. dengat kuat, tapi setelah melihat keteguhan hati keponakannya dalam memeluk
agama Islam, ia pun melepaskan Usman Ra. dan membiarkannya dalam Islam. Zubair
bin Awwam termasuk orang yang menerima ajakan Nabi untuk masuk Islam. Nasib
Zubair Ra. pun sama dengan Usman Ra. Zubair disekap dengan asap supaya kembali
kepada agama nenek moyang mereka, tetapi Allah meneguhkan keimanan Zubair.
Tiga tahun lamanya Baginda berdakwah
secara sir (rahasia). Dalam masa tersebut banyak bangsawan dan pembesar Quraisy
yang masuk Islam.Tapi pada saat itu, Rasul dan sahabatnya belum mampu
menampakkan aktifitas ibadah mereka didepan khalayak ramai, karena khawatir
terhadap gangguan kaum Quraisy. Setiap muslim yang ingin melakukan ibadahnya, terpaksa
keluar kota dan beribadah disana, Namu setelah turunnya wahyu yang
memerintahkan dakwah secara jihar (terang terangan), baginda mengubah metode dakwahnya
sesuai perintah Allah. Mulai saat itulah, tantangan mulai terasa. Rasa sayang
dan hormat kaum Quraisy terhadap nabi berubah menjadi kebencian. Apalagi
setelah pamannya, Abi Thalib melindungi baginda dari ancaman mereka. Kebencian
dan permusuhan mereka pun semakin menjadi-jadi. Semenjak itu pula Rasulullah
Saw. mulai menerima perlakuan menyakitkan
dari kaum Quraisy, tapi mereka tidak berani melakukannya di hadapan Abi
Thalib. Bahkan pada suatu hari, penghinaan dan perlakuan kasar diterima Nabi dihadapan
para sahabat. Pada saat itu Baginda sedang sujud disamping Ka’bah. Tiba-tiba‘Uthbah
bin Mu’ith yang termakan hasutan Abu jahal datang dengan membawa kotoran unta
dan sesampainya didekat Nabi, ia langsung melemparkan kotoran unta ke atas
Nabi. Tidak ada seoranngpun yang dapat membantu baginda karena mereka masih
lemah dan belum mampu melawan ancaman Quraisy. Kemudian datanglah Siti fatimah,
anak baginda Nabi, dengan berlinang air mata membersihkan kotoran tersebut dari
badan nabi. Mata mana yang takkan menangis bila melihat ayahanda tercinta
diperlakukan secara kasar didepan khalayak ramai.
Diantara orang yang menghina dan berlaku
kasar terhadap Nabi adalah Abu Lahab, paman beliau sendiri. penghinaan yang
berasal darinya tentu lebih menyakitkankan dibandingkan dengan perlakuan dari orang
lain. Bagaimana tidak? seorang paman yang mestinya melindungi keponakannya dari
ancaman orang lain malah lebih biadap perlakuannya. Abu Lahab sering
melemparkan kotoran onta ke pintu rumah Rasulullah Saw. bahkan isteri Abu
lahab juga turut ambil andil dalam menyakiti Rasul. Gangguan demi gangguan
silih berganti menghampiri Nabi, tapi tak pernah membuat beliau putus asa dan menyerah,
bahkan beliau semakin tegar. Tatkala kaum Quraisy melihat bahwa ancaman dan
perlakuan buruk mereka tidak bisa menghentikan tekad Nabi dalam berdakwah
menyiarkan Islam, dan semakin membuat pengikut Nabi bertambah, mulailah mereka
menyusun strategi lain. kini mereka beralih mengganggu para sahabat Nabi. Tidak
ada seorangpun yang luput dari siksaan kaum musyrikin, tapi hal tersebut tak
membuat iman mereka para sahabat goyah. Setiap kali kaum Qurasy menyiksa
mereka, keimanan dan keyakinan mereka bertambah kuat. Karena merasa kasihan
dengan penderitaan yang dialami para sahabat, baginda Rasul memerintahkan
mereka untuk hijrah meninggalkan Mekkah. Sungguh Baginda Nabi adalah suri
tauladan yang harus diidolakan oleh selurah ummat manusia. Beliau adalah figur
yang selalu memikirkan kemashlahatan ummatnya dan berusaha menghantarkan
ummatnya ke pintu syurga. Betapa besar jiwa seorang Baginda, walaupun beliau
dan orang-orang beriman harus menerima perlakuan kasar dan bahkan diluar batas
kewajaran dari kaumnya, tapi beliau tetap ikhlas menjalankan tugasnya tanpa
mengharapkan balasan dan pujian dari manusia. Ditengah gangguan yang datang
menerpa, tiba-tiba Siti khadijah, sang isteri tercinta pergi untuk selamanya. Rasulullah
Saw. sangat merasa kehilangan. Belum pudar rasa sedih atas musibah itu, kemudian
sang paman, Abi Talib juga pergi menghadap Yang Kuasa. Bertambah-tambahlah duka
baginda Nabi. Mereka adalah orang yang paling mengerti dan dekat dengan Nabi. Mereka
juga jadi pelindung yang bisa meredam ganguan kaum Quraisy terhadap Nabi. peristiwa
tersebut terjadi pada tahun ke 10 setelah kenabian.Setelah keduanya wafat, ganguan
yang datang semakin berat. Karena itulah Rasulullah bersama Zaid bin Haritsah
berinisiatif berangkat ke Thaif guna
mencari bantuan dari Bani Tsaqif untuk
melawan kaum Quraisy, tapi apa yang beliau dapatkan dari mereka?. bukannya
pertolongan yang didapatka, malah mereka menyuruh budak-budak dan orang orang
jahat untuk menghina dan melempari Nabi dengan batu. Akibat lemparan mereka, kaki
baginda Nabi berdarah. Zaid bin Haritsah selalu melindungi baginda dari
lemparan mereka hingga kepalanya ikut berdarah terkena lemparan batu. Akhirnya
Rasul dan Zaid kembali ke Mekkah tanpa mendapatkan apa-apa. Allah memang Maha
Kuasa, walaupun Bani Saqif tidak bersedia menolong, tapi dikemudian hari banyak
muncul penolong dan pembela baginda Nabi.
Kaum quraisy
kini nekat ingin membunuh Nabi, karena mereka merasa perkembangan Islam tak
dapat dibendung. Mereka memilih satu pemuda sebagai wakil dari tiap-tiap
kabilah kemudis mereka berkumpul di depan rumah Nabi dan berencana membunuh
Nabi saat Nabi keluar rumah. Mereka sengaja memilih pemuda dari tiap-tiap
qabilah untuk menjalankan misi jahat ini agar jika kelak kerabat Nabi ingin
menuntut balas atas pembunuhan Nabi akan kewalahan, karena menuntut balas atas
pembunuhan nabi berarti harus menghadapi semua kabilah yang ada di Arab.
Subhanallah...! Allah lebih dulu memberitahu Nabi tentang maksud kaum Quraisy,
dan baginda Nabi diperintahkan hijrah ke Madinah menyusul sebagian sahabat yang telah lebih dulu
berangkat ke sana. Misi jahat kafirin pun gagal, karena orang yang mereka buru
lebih cepat seribu langkah dari mereka.
Setelah 13 tahun lamanya berdakwah di
Mekkah, dengan berat hati beliau meninggalkan tanah air menuju Madinah. Sebelum
sampai di sana,beliau singgah sementara di Quba. Baginda Nabi berdiam di sana
selama 22 malam. Dan di sana pula mesjid pertama didirikan oleh Nabi. Setelah
itu, nabi melanjutkan perjalanan. Sesampainya di Madinah,baginda disambut
dengan gembira oleh penduduk Madinah. Bahkan mereka saling berebutan untuk bisa
menjamu Nabi di rumah mereka.
Setelah menetap di Madinah, tepatnya
tahun pertama Hijriah, Allah mengizinkan orang-orang Islam untuk memerangi
musuh-musuh mereka. Maka dimulailah peperangan dalam Islam.Sejak itu, perang
demi perang terjadi untuk menegakkan Agama Allah dan menghancurkan Kafirin yang
tidak mau menerima kelembutan Islam. Sampai akhirnya, tepat pada tahun 8
Hijriyah, Rasulullah bersama sepuluh ribu pasukan bersiap untuk menaklukkan
kota Mekkah dan beliaupun berhasil mennguasainya. Setelah itu, baginda kembali
lagi ke Madinah. Dari sanalah beliau memimpin dan mengirimkan para sahabat
untuk menyebarkan Islam hingga ke seluruh pelosok negeri. Qabilah demi Qabilah
berduyun-duyun masuk Islam hingga akhirnya Islam tersiar di seluruh semenanjung
Arabia. Setelah perang penaklukan Mekkah, masih ada beberapa perang lainnya
untuk menundukkan musuh-musuh yang keras kepala supaya mau mengesakan Allah ‘Azza
wa Jalla.Keseluruhan perang yang dipimpin Nabi adalah dua puluh tujuh kali.
Sementara perang yang tidak dipimpin Nabi sebanyak empat puluh tujuh kali. Baginda
Rasul melaksanakan semua tugasnya hanya
untuk meninggikan agama Allah. Bersambung.....